Politik Ekonomi Liberal kolonial Belanda (1870)
A. Latar Belakang
Politik ekonomi liberal kolonial dilatar belakangi oleh :
- Pelaksanaan system tanam paksa telah menimbulkan penderitaan rakyat Pribumi.
- Berkembangnya paham liberalisme sebagai akibat dari Evolusi Perancis dan Revolusi Industri.
- Kemenangan partai Liberal dalam Parlemen Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda menerapkan system Ekonomi Liberal di Negeri Jajahannya ( Indonesia ).
- Adanya Traktat Sumatera pada tahun 1871 yang memberikan kebebasan dari Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh.
- Pelaksanaan Politik Ekonomi Liberal itu dilandasi dengan beberapa peraturan :
- RR atau Undang-undang tentang tata cara pemerintahan di Indonesia.
- Peraturan tentang pembendaharaan Negara India-Belanda.
- Undang-undang Gula ( Suiker Wet ).
- Agrische Beskuit yang mengatur lebih rinci tentang Agraria.
B. Pelaksanaan Sistem Politik Ekonomi Liberal
Atas dikeluarkannya Undang-Undang Agraris tahun 1870, Indonesia memasuki zaman penjajahan baru. Setelah 1870 di Indonesia diterapkan imperialisme modern. Sejak tahun 1870 telah diterapkan Opendeur Politiek, yaitu politik pintu terbuka terhadap modal-modal swasta asing.
C. Perkembangan Perdagangan
Penerapan sistem ekonomi liberal di Indonesia pada tahun 1870. Pada tahun 1869 pembukaan Terusan Suez turut memperlancar hubungan perdagangan Asia-Eropa. Pemerintah kolonial melakukan impor mesin-mesin dan perlengkapan modern sehingga produksi perkebunan dan pabrik gula meningkat. Perluasan produksi tanaman ekspor dan impor barang-barang konsumsi dari negeri Eropa mengakibatkan perdagangan internasional semakin ramai di Nusantara.
D. Akibat Sistem Politik Liberal Kolonial
Pelaksanaan politik liberal membawa akibat sebagai berikut :
1. Bagi Belanda
- Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada kaum swasta Belanda dan pemerintah kolonial Belanda.
- Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke negeri Belanda.
- Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.
2. Bagi Rakyat Indonesia
- Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk.
- Adanya krisis perkebunan.
- Menurunnya konsumsi bahan makanan.
- Menurunnya usaha kerajinan rakyat.
- Pengangkutan dengan gerobak.
- Rakyat menderita karena masih menerapkan kerja rodi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar