Minggu, 26 Mei 2013

Lahir dan Berkembangnya Organisasi Pergerakan Nasional

Pendidikan ternyata menghasilkan kaum intelektual (kaum cerdik pandai / berwawasan luas) di Indonesia. Kaum intelektual menumbuhkan nasionalisme yang diwujudkan dalam berbagai pergerakan nasional yang modern. organisasi-organisasi modern yang muncul antara lain :
  
1. Boedi Utomo

Organisasi pergerakan nasional yang pertama kali berdiri adalah Boedi Oetomo. Didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa dookter pribumi ( Stovia) di Jakarta pada tanggal 20 mei 1908. Para tokoh organisasi ini adalah Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, dan Ario Trikusumo. Pada tanggal 3-5 oktober 1908 Boedi Oetomo melaksanakan kongres pertama di Yogyakarta, hasil keputusan kongres sebagai berikut:
  1. Boedi Oetomo tidak mengadakan kegiatan politik, tetapi kegiatan pendidikan dan budaya.
  2. Ruang gerak Boedi Oetomo dibatasi hanya untuk pulau Jawa, Madura, dengan pusat kegiatan di Yogyakarta.
  3. Raden Tumenggung Tirtokusumo, Bupati Karanganyar di angkat sebagai ketua.

2. Sarekat Islam (SI)

Organisasi ini merupakan pengembangan dari Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan pada tahun 1909 di Jakarta atas prakarsa dari R.M. Tirtoadisuryo. Tujuan utama SDI untuk membela kepentingan para pedagang Indonesia dari ancaman saingan dengan para pedagang Cina. 
Pada tahun 1913, SI menyelenggarakan kongres pertama di Surabaya. Kongres itu menetapkan keputusan sebagai berikut :
  1. Sarekat Islam bukan Partai Politik
  2. Sarekat Islam tidak melawan pemerintah Hindia Belanda 
  3. Haji Oemar Said Cokroaminoto dipilih menjadi ketua Sarekat Islam 
  4. Kota Surabaya ditetapkan menjadi pusat kegiatan Sarekat Islam

3. Indische Partij (IP)

Tiga Serangkai
Indische Partij didirikan di Bandung pada tahun 1912. Para pendirinya dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker (Danu Dirjo Setia Budi), R.M. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dan Dr. Cipto Mangunkusumo.
IP merupakan organisasi politik murni yang pertama kali didirikan. Pergerakan ini berdasarkan nasionalisme (kebangsaan) Hindia (sebutan Indonesia saat itu). Hindia adalah setiap orang yang dilahirkan, dibesarkan di Hindia dan mengakui Hindia sebagai tanah airnya. Adapun tujuan IP ada dua hal, yaitu dalam jangka pendek mempersatukan seluruh bangsa Hindia. Dan dalam jangka panjang mencapai Hindia merdeka.

4. Perhimpunan Indonesia (PI)

Pada tahun 1908 sejumlah pelajar Indonesia di negeri Belandamendirikan suatu organisasi yang bernama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia). Didirikannya perkumpulan ini bertujuan kekeluargaan semata-mata karena merasa senasib sepenanggungan di perantauan. Sebagai media komunikasi dan penyebar luas ujuan oraganisasi maka pada tahun 1916 diterbitkan majalah dengan nama Hindia Putra.

Karena kiprah PI dianggap mengancam stabilitas politik, pemerintah Belanda melakukan penangkapan-penangkapan terhadap para tokoh PI. Mereka yang ditangkap diajukan ke pengadilan Den Haag pada tahun 1928 adalah Hatta, Nazir Pamuncak, Abdul Majid Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo.

5. Partai Komunis Indonesia (PKI)

Partai Komunis Indonesia berdiri pada tahun 1920, dengan Semaun sebagai ketuanya. PKI merupakan pegembangan dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), suatu organisasi yang berpaham Marxis yang didirikan di Semarang pada tahun 1913 oleh Hendriek Sneevliet, seorang sosialis Belanda.

Dalam perjuangannya, PKI menggunakan strategi garis komunis internasional, yaitu dengan melakukan penyusupan kedalam tubuh partai-partai lain. Tujuannya agar organisasi lain terpecah belah dan anggotanya beralih menjadi anggota PKI, sehingga kelak mereka dapat membentuk negara Komunis. Salah satu organisasi yang disusupi PKI adalah Sarekat Islam.

6. Partai Nasional Indonesia (PNI)

PNI merupan perkembangan dari kelompok belajar (Algemeene Studie Club). Rapat yang dihadiri Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Suyudi, dan beberapa mantan anggota Perhimpunan Indonesia, diantaranya adalah Iskaq Cokroadisuryo, Budiarto, dan Sunario, berhasil membentuk organisasi pergerakan baru yang dinamakan Partai Nasional Indonesia.

PNI sangat terpengaruh oleh PI, tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia. Ideologi partai dikenal dengan istilah marhaenisme, yaitu suatu ideologi kerakyatan yang mencita-citakan terbentuknya masyarakat sejahtera yang merata. Adapun perjuangan PNI didasarkan pada triologi perjuangan, yaitu kesadaran nasional, kemauaan nasianal, dan perbuatan nasional.

7. Organisasi-Organisasi Pergerakan Setelah PNI

Setelah Soekarno dipenjara, PNI dibubarkan. Selanjutnya, para tokoh PNI berusaha menggalang bekas anggota PNI untuk membentuk organisasi pergerakan baru. Sartono, salah seorang mantan tokoh PNI, membentuk Partai Indonesia (Partindo), sedangkan Moh. Hatta dan Syahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan PNI-Baru.
Partindo dan PNI-Baru melanjutkan perjuangan dan cita-cita PNI untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dikalangan rakyat. Hanya cara perjuangannya yang beda. Partindo menitikberatkan pada pembentukan organisasi massa, sedangkan PNI-Baru lebih menekan pada pendidikan politik dan sosial.

8. Sumpah Pemuda

Seiring dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia, kaum muda pun memunculkanorganisasi pemuda. R. Satiaman, Kadarman, dan Sunardi mendirikan Tri Koro Dharmo pada tanggal 7 Maret 1915, di Jakarta. Tujuan utamanya adalah mempersiapkan pemuda-pemuda menjadi pemimpin di kemudian hari.

Dalam kongres yang bertema Indonesia Bersatu dihadiri oleh para utusan pemuda dari berbagai daerah. Mereka setuju untuk mengembangkan persatuan pemuda-pemuda Indonesia sebagai suatu bangsa. Rasa persatuan itu harus mengatasi kepentingan golongan, bahasa, maupun agama. Tetapi kongres pemuda I dini dinilai kurang berhasil karena sifat kedaerahan masih melekat pengaruhnya. Oleh karena itu, lalu diadakan Kongres Pemuda Indonesia II pada tanggal 26-28 Oktober 1928 di Jakarta.

Kongres ini berjalan sukses. Pada terakhir kongres, tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda membuat pernyataan politik bersama tentang persatuan bangsa. Pernyataan politik itu kemudian lebih dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda. Adapun bunyi pernyatan politik yang wajib diterima sebagai asas oleh setiap organisasi kepemudaan kebangsaan Indonesia adalah sebagai berikut :
  • Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
  • Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  • Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Munculnya Liberalisme di Indonesia


Politik Ekonomi Liberal kolonial Belanda (1870)


 
 
A. Latar Belakang

Politik ekonomi liberal kolonial dilatar belakangi oleh :

  1. Pelaksanaan system tanam paksa telah menimbulkan penderitaan rakyat Pribumi.
  2. Berkembangnya paham liberalisme sebagai akibat dari Evolusi Perancis dan Revolusi Industri.
  3. Kemenangan partai Liberal  dalam Parlemen Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda menerapkan system Ekonomi Liberal di Negeri Jajahannya ( Indonesia ).
  4. Adanya Traktat Sumatera pada tahun 1871 yang memberikan kebebasan dari Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh.
  5. Pelaksanaan Politik Ekonomi Liberal itu dilandasi dengan beberapa peraturan :
  6. RR atau Undang-undang tentang tata cara pemerintahan di Indonesia.
  7. Peraturan tentang pembendaharaan  Negara India-Belanda.
  8. Undang-undang Gula ( Suiker Wet ).
  9. Agrische Beskuit yang mengatur lebih rinci tentang Agraria.

B. Pelaksanaan Sistem Politik Ekonomi Liberal

Atas dikeluarkannya Undang-Undang Agraris tahun 1870, Indonesia memasuki zaman penjajahan baru. Setelah 1870 di Indonesia diterapkan imperialisme modern. Sejak tahun 1870 telah diterapkan Opendeur Politiek, yaitu politik pintu terbuka terhadap modal-modal swasta asing.

C. Perkembangan Perdagangan

Penerapan sistem ekonomi liberal di Indonesia pada tahun 1870. Pada tahun 1869 pembukaan Terusan Suez turut memperlancar hubungan perdagangan Asia-Eropa. Pemerintah kolonial melakukan impor mesin-mesin dan perlengkapan modern sehingga produksi perkebunan dan pabrik gula meningkat. Perluasan produksi tanaman ekspor dan impor barang-barang konsumsi dari negeri Eropa mengakibatkan perdagangan internasional semakin ramai di Nusantara.

D. Akibat Sistem Politik Liberal Kolonial

Pelaksanaan politik liberal membawa akibat sebagai berikut :


1. Bagi Belanda

  • Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada kaum swasta Belanda dan pemerintah kolonial Belanda.
  • Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke negeri Belanda.
  • Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.

2. Bagi Rakyat Indonesia

  • Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk.
  • Adanya krisis perkebunan.
  • Menurunnya konsumsi bahan makanan.
  • Menurunnya usaha kerajinan rakyat.
  • Pengangkutan dengan gerobak.
  • Rakyat menderita karena masih menerapkan kerja rodi.

Masa Penjajahan Belanda di Indonesia (Masa Pemerintahan Hindia-Belanda)


Pemerintah Hindia-Belanda (1816-1942) 

Pemerintahan kolektif itu mempunyai tugas utamanya menormalisasikan keadaan lama (Inggris) ke alam baru (Belanda). Masa peralihan hanya berlangsung dari tahun 1816-1819. Sejak runtuhnya VOC di Indonesia dan sempat diambil alih oleh pemerintahan Inggris, suasana politik dan ekonomi yang dihadapi Belanda sangat semerawut.

Masa Pemerintahan Van den Bosch
1. Penerapan System Tanam Paksa (1830-1870)

Johannes Graaf Van Den Bosch

Pengertian Cultuur Stelsel sebenarnya adalah kewajiban kepada rakyat (Jawa) untuk menanam tanaman ekspor yang laku di jual di Eropa. Menurut Van den Bosch, cultuur stelsel didasarkan atas hokum adat bahwa barang siapa yang berkuasa di sutau daerah, ia memiliki tanah dan penduduknya.

A. Latar Belakang Sistem Tanam Paksa

  • Di Eropa, Belanda terlibat dalam peperangan-peperangan pada masa kejayaan Napoleon.
  • Terjadinya Perang Kemerdekaan Belgia yang di akhiri dengan pemisahan Belgia dari Belanda tahun 1830. 
  • Terjadi Perang Dipenogoro ( 1825-1830 ) yang merupakan perlawanan rakyat jajahan termahal bagi Belanda.
  • Kas Negara kosong dan utang yang di tanggung Belanda cukup berat.Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.
  • Kegagalan usaha mempraktikan gagasan Liberal ( 1816-1830 ) dalam mengeksploitasi tanah jajahan.
  • Van den Bosc sebagai pengusul dari Cultuur Stelsel, kemudian di angkat sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda.

B. Aturan-aturan Tanam Paksa

  1. Persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian ari tanahnya untuk penanaman tanaman Ekspor yang dapat di jual di pasaran Eropa.
  2. Tanah pertanian tersebut tidak boleh melebihi seperlima dari tanah pertanian yang di miliki penduduk desa.
  3. Pekerjaan yang di perlukan untuk menanam tanaman tersebut tidak boleh melebihi pekerjaan untuk menanam tanaman padi.
  4. Tanah yang disediakan penduduk tersebut bebas dari pajak tanah.
  5. Hasil dari tanaman tersebut diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda.


Di dalam praktiknya seringkali menyimpang dari ketentuan-ketentuan pokok sehingga rakyat banyak dirugikan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain :

  • Dilakukan dengan cara paksaan.
  • Luas tanah harus disediakan penduduk melebihi ketentuan.
  • Pengerjaannya jauh lebih sama.
  • Pajak tanah masih tetap dikenakan.
  • Petani tidak mendapat kelebihan hasil panen.

Agar para bupati dan kepala desa menunaikan tugasnya dengan baik, pemerintah kolonial memberikan perangsang yang di sebut Cultuur Procenten.Cultuur Procenten adalah bonus dalam persentasi tertentu yang diberikan kepada para pegawai Belanda, para bupati, dan kepala desa apabial hasil produksi di suatu wilayah mencapai atau melampaui target yang dibebankan.



C. Akibat-Akibat Tanam Paksa

1. Bagi Belanda
a. Meningkatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan dan dijual Belanda di pasaran Eropa.
b. Perusahaan pelayaran Belanda yang semula kembang kempis,pada masa tanam paksa mendapat keuntungan yang besar.
c. Pabrik-pabrik gula kemudian juga dikembangkanoleh penguasa Belanda.

2. Bagi Indonesia
a. Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan.
b. Beban pajak yang berat.
c. Pertanian, khususnya padi, banyak mengalami kegagalan panen.
d. Jumlah penduduk Indonesia menurun.
e. Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi ekspor.

D. Reaksi terhadap Tanam Paksa

Tanam paksa telah menimbulkan rekasi dari beberapa kalangan.Antara lain
sebagai berikut :
1. Rakyat Indonesia
2. Kaum Pengusaha ( kapitalis )
3. Kaum Humanis Belanda
    a. Baron van Hoevell 
    b. Eduard Douwes Dekker

Masa Penjajahan Belanda di Indonesia (masa VOC)

a. Latar Belakang Kedatangan Belanda

Pada mulanya pedagang-pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam membeli rempah-rempah dari Lisabon, Portugis. Pada tahun 1580 Raja Philip dari Spanyol naik tahta. Ia berhasil mempersatukan Spanyol dan Portugis. Akibatnya, Belanda tidak dapat lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang sedang di kuasai Spanyol. Hal itulah yang mendorong Belan mulai mengadakan penjelajahan samudra untuk mendapatkan daerah asal rempah-rempah.


b. Perjalanan Belanda ke Indonesia

Pada tahun 1594 Claudius berhasil menemukan kunci rahasia pelayaran ke Timur jauh. Cludius kemudian menyusun peta yang disebut India Barat dan India Timur. Pada tahun 1595 usaha Belanda makin maju dalam mendapatkan peta ke Asia. Seorang Belanda bernama Linscoten berhasil menemukan tempat-tempat di pulau Jawa yang dari tangan Portugis dan banyak menghasilkan rempah-rempah untuk diperdagangkan. Peta yang dibuat oleh Linscoten diberi nama interario yang artinya keadaan di dalam atau situasi di Indonesia. 

Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan Dekeyzer dengan 4 buah kapal memimpin pelayaran menuju nusantara. Pelayaran tersebut menempuh rute Belanda – Pantai Barat Afrika – Tanjung Harapan – Samudera Hindia – Selat Sunda – Banten. Pada bulan Juni 1596 pelayaran yang dipimpinoleh de Houtman berhasil berlabuh di Banten. Pada tanggal 28 November 1598 rombongan baru dari negeri Belanda di pimpin oleh Jacob Van Neck dan Wybrecht Van Waerwyck.

c. Terbentuknya VOC

Atas prakarsa dari 2 tokoh Belanda, yaitu Pangeran Maurits dan Johan Van Olden Barnevelt, pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberi nama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) / persekutuan maskapai perdagangan Hindia Timur. Voc terdiri dari 17 orang dan membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Wittrt. Tujuan dibentuk VOC adalah
1. Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesame pedagang Belanda untuk keuntungan maksimal.
2. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol. VOC memiliki satu kelebihan, yaitu tata kerja yang rapi dan terkontrol dalam sebuah organisasi yang kuat.

Kebijakan dan Sistem Birokrasi Pemerintah VOC di Indonesia Sebelum Abad Ke-19


a. Politik Perdagangan dan Kebijakan Pemerintah VOC

Pusat-pusat perdagangan yang berhasil dikuasai VOC antara lain Malaka (1641), Padang (1662), Makasar (1667), dan Banten (1684). Peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain sebagai berikut :
1. Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi
2. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam.
Beberapa Gubernur Jenderal VOC yang dianggap berhasil dalam mengembangkan usaha dagang dan kolonisasi VOC di Nusantara antara lain :
1. Jan Pieterszoon Coen (1679-1629)
Ia dikenal sebagai peletak dasar imperialisme Belanda
di Nusantara.
2. Antonio Van Diemen (1636-1645)
Ia berhasil memperluas kekuasaan VOC ke Malaka pada tahun 1641.
3. Joan Maetsycker (1653-1678)
Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang, Padang, dan Manado.
4. Cornelis Speelman (1681-1684)
Ia menghadapi perlawanan bersenjata walaupun tdak berhasil mengalahkan Sultan Hasanuddin dari Makassar, Trunojoyo di Mataram, dan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten.
b. Sistem Birokrasi VOC

Guna memerintah wilayah Nusantara yang sudah dikuasai, VOC mengangkat seorang Gubernur Jenderal yang dibantu oleh 4 orang anggoita yang disebut Raad Van Indie (Dewan India). Dalam melaksanakan pemerintahan, VOC menerapkan system pemerintahan tidak langsung (indirect rule) dengan memanfaatkan system feodalisme. Ciri khas feodalisme adalah ketaatan mutlak dari lapisan bawahan kepada atasannya.

c. Kemunduran VOC

Kemunduran VOC terjadi sejak awal abad ke 18 disebabkan oleh :
1. Banyaknya korupsi
2. Biaya perang yang besar
3. Persaingan dengan kongsi dagang lain
4. Utang VOC yang besar
5. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usaha VOC mundur
6. Berkembangnya Liberalisme
7. Anggaran pegawai terlalu besar
8. Pendudukan Prancis atas BelandaVOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799

Peristiwa Penting di Dunia yang Berpengaruh Terhadap Indonesia (bagian 2)

3. Revolusi Industri
 

Adalah merupakan perubahan yang cepat, besar dan mendasar dalam bidang industri yaitu perubahan dalam cara memproduksi barang dari tenaga manusia berubah ke tenaga mesin. Revolusi ini bermula di Inggris pada akhir abad 18. Faktor-faktor penyebab terjadinya revolusi industri I di Inggris adalah : 
a. kondisi politik Inggris stabil,tidak terjadi perang seperti negara Eropa lain 
b. Inggris memiliki cukup banyak bahan baku/dasar industri 
c. Warga Inggris tekun melakukan penyelidikan dan pengembangan iptek
d. Tidak berkembangnya sistem gilda di Inggris
e. Inggris memiliki modal cukup untuk mengembangkan industrinya 
f. Adanya dukungan penuh dari negara terhadap perkembangan iptek 
g. Perusahaan-perusahaan dagang Inggris aktif memperlancar kegiatan industri (EIC dan Plymouth Company)
 
Revolusi Industri di Inggris diawali oleh ditemukannya mesin uap oleh James Watt (1763), yang kemudian diikuti oleh penemuan-penemuan yang lain.
Mesin Uap oleh James Watt
 Akibat-akibat revolusi industri adalah :
a. Dalam bidang ekonomi 
     - harga barang-barang menjadi murah 
     - upah buruh menjadi sangat murah/rendah
     - banyak terjadi perselisihan buruh
     - majikan mengenai upah kerja 
     - lenyapnya kapitalisme kuno diganti dengan kapitalisme modern
Transisi Inggris Menuju Negara Industri
 b. Dalam bidang politik 
     - munculnya imperialisme modern 
     - berkembangnya paham sosialis 
     - lahirnya negara sosialis 
     - terjadinya peperangan antar negara
  
c. Dalam bidang sosial 
     - timbulnya golongan buruh 
     - meningkatnya urbanisasi 
     - terjadinya perjuangan kelas/munculnya kelas-kelas dlm masyarakat
Perubahan Sosial
d. Dalam bidang budaya 
     - timbulnya budaya kapitalis/konsumerisme 
     - berkembangnya iptek


4. Revolusi Perancis

Kondisi politik eropa pra revolusi, berkembang ajaran absolutisme dari Nicolo Machiavelli. Ajaranini mendukung kekuasaan raja tidak terbatas dalm usahanya untuk memperbesar kekuasaan negara. Ajaran absolutisme ini banyak dianut oleh para penguasa spt : Raja Frederick II (Prusia/Jerman), Tzar Peter Agung (Rusia), Kaisar Joseph II (Austria), raja Charles I (Inggris). 

Kekuasaan absolut di Perancis dimulai pada masa Raja Louis XIII (1610-1683) dan mencapaipuncaknya masa Louis XIV (1643-1715) dengan ciri-ciri kekuasannya:     - memerintah tanpa undang-undang     - memerintah tanpa dewan legislatif     - memerintah tanpa kepastian hukum     - memerintah tanpa anggaran belanja negara yang pasti     - memerintah tanpa dibatasi oleh kekuasaan apapun.


Pada masa kekuasaan Louis XVI mulailah rakyat menentang kekuasaan raja.  Tercatat beberapa tokoh pembaharuan yang ajarannya banyak mempengaruhi massa:  John Locke, Montesquieu, Rousseau. Pada intinya mereka mengajarkan pembatasan kekuasaan raja agar tidak berkuasa absolut. Revolusi Perancis terjadi pada masa kekuasaan raja Louis XVI, dengan sebab-sebab sebagai berikut : 
- utang negara menumpuk 
- pajak yang dikenakan rakyat terlalu tinggi
- kekuasaan raja yang sewenang-wenang
- sebab khusus berupa krisis keuangan negara karena penghambur-hamburan keuangan negara oleh permaisuri raja Maria Antoinette.

 
Revolusi Perancis ditandai dengan penyerbuan rakyat ke penjara Bastille, lambang absolutisme raja (14 Juli 1789). Semboyan revolusi adalah Liberte (kebebasan), Egalite (persamaan), Fraternite (persaudaraa) yang sekarang dijadikan lambang bendera merah, putih, biru dalam posisi tegak berdiri. 

Akibat revolusi adalah Perancis kemudian diubah menjadi republik, namun pada masa pemerintahan Napoleon sempat diubah menjadi kekaisaran. Pada masa Napoleon Perancis mencapai puncak kejayaan dengan penguasaan wilayah hampir seluruh eropa melalui serangkaian peperangan yang terkenal dengan sebutan perang koalisi. Setelah Napoleon runtuh Perancis diubah jadi republik sampai kini.

Revolusi Perancis membawa pengaruh baik bagi Perancis maupun negara lain di berbagai bidang :

a. Dalam bidang politik 
    - berkembang paham liberalisme 
    - timbul paham demokrasi modern 
    - undang-undang diakui sebagai sumber kekuasaan tertinggi
    - berkembangnya rasa nasionalisme 
    - muncul berbagai aksi revolusioner menentang kekuasaan absolut

b. Dalam bidang ekonomi 
    - petani menjadi pemilik tanah 
    - penghapusan sistem pajak feodal 
    - penghapusan sistem monopoli 
    - pesatnya perkembangan industri

c. Dalam bidang sosial 
- penghapusan feodalisme 
- pendidikan dan pengajaran menjadi hak semua warga negara